Selasa, 12 Agustus 2008

Menentang Nafsu

Yourdan Uganda

Allah SWT berfirman, “Adapun orang-orang yang takut dengan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah menjadi tempat tinggalnya”. (An-Naazi’aat 40-41).

Diceritakan dari Jabir bin AbdiLlah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Saya peringatkan umatku terhadap sesuatu yang saya takuti, yaitu mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu akan menjauhkan diri dari kebenaran sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat. Kemudian katakanlah, ‘sesungguhnya mencegah hawa nafsu adalah fondasi ibadah”.

Salah seorang dari para guru sufi pernah ditanya tentang Islam maka beliau menjawab, “Menyembelih nafsu dengan pedang yang mampu mencegahnya. Oleh karena itu katakanlah, orang yang memperlihatkan bekas (pengaruh) hawa nafsunya, maka cahaya kelembutan akan sirna dari hatinya”.

Menurut Dzunun Al Mishri, kunci ibadah adalah berfikir, tanda-tanda cobaan / ujian adalah mencegah hawa dan nafsu, sedangkan mencegah keduanya harus meninggalkan keinginan keduanya. Manurut Ibnu Atha’ Nafsu akan didaki di atas buruknya budi pekerti, dan seorang hamba diperintah agar terus menerus berbudi pekerti yang baik. Oleh karena itu nafsu akan berjalan di medan penentangan kebaikan karena kelobaannya dan seorang hamba akan menolak keburukan tuntutannya dengan sungguh-sungguh. Barang siapa melepas tali kekangnya (yaitu hawa nafsu) maka ia akan menjadi temannya dalam membuat kerusakan. Sedangkan menurut Al-Junaid, nafsu amarah akan selalu memerintah berbuat jahat, mendorong pada perbuatan merusak yang dipancing oleh musuh-musuh, mengiuti keinginan nafsu, dan penghiasan diri dengan sifat-sifat buruk.

Abu Hafs mengatakan, “Barang siapa yang tidak mempedulikan nafsunya sepanjang masa, tidak mencegahnya dalam segala hal, dan tidak menariknya dari segala hal yang dibenci, maka dia adalah orang yang tertipu. Barang siapa yang menganggap baik, maka ia akan dirusak. Bagaimana mungkin orang yang berakal sehat rela terhadap hawa nafsunya”. Karim bin Karim bin Karim bin karim Yusuf bin ya’qub bin Ibrahim AL Khalil mengomentari dengan menggunakan firman Allah,”Dan aku tiada melepaskan hawanafsuku, karena sesungguhnya nafsu itu selalu mememrintahkan kepada keburukan”. (QS. Yusuf : 53)

Al-Junaid menceritakan bahwa pada suatu malam ia sedang terjaga dan mengambil bunga warna merah. Dia belum pernah mendapatkan kenikmatan yang sekarang sedang diprolehnya. Dia ingin tidur tetapi tidak bisa. Kemudian ia membuka pintu dan keluar. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang terbungkus dalam selimut yang terbuang di tengah jalan. Ketika mengetahuinya, laki-laki itu mengangkat kepalanya kemudian berteriak memanggil, “Wahai Abu Qasim datanglah kepada saya sejenak”.

“Wahai tuan, tanpa ada perjanjian “.

“Tentu saya bertanya tentang penggerak hati yang hatimu ingin bergerak (datang) kepadaku”.

“Itu telah terjadi, lantas apa kepentinganmu ?”

“Kapan penyakit nafsu menjadi obat ?”

“Apabila engkau mampu mencegah keinginan nafsumu, maka penyakitnya menjadi obat”.

Setelah itu ia menghadapkan dirinya pada nafsunya. Dia mencoba berkonsentrasi sebelum akhirnya mengatakan, “Wahai nafsu, dengarkanlah ! Saya telah menjawabmu dengan jawaban ini sebanyak tujuh kali, kemudian saya menolakmu kecuali engkau mau mendengarkan jawaban dari Junaid. Saya telah mendengarkannya. Untuk itu pergilah dariku . saya tidak mau tahu dan tidak mau memberimu posisi”.

Menurut Abu Bakar At-Thamatsani, kenikmatan yang terbesar adalah kemampuan diri untuk menghindar dari keinginan nafsu. Ia akan menjadi penghalang yang paling kuat antara diri hamba dengan Allah. Menurut Sahal bin AbduLlah, orang yang tidak dapat beribadah kepada Tuhan seperti orang yang tidak mampu mencegah nafsu dan dorongannya. Ibnu Atha pernah ditanya tentang sesuatu yang paling mendekati kemarahan Allah. Dia menjawab, “memperhatikan nafsu dan hal ihwalnya. Lebih hebat dari itu mengetahui tujuan dari aktivitasnya (nafsu).

Ibrahim Al-Khawas mengatakan, “Saya berada di Gunung Lukam. Ketika itu saya melihat sebuah delima. Saya sangat menginginkannya. Saya mendekat dan mengambilnya sebuah. Saya belah dan saya makan, tetapi rasanya masam. Kemudian saya berlalu dan meninggalkan delima itu. Setelah itu saya melihat seorang laki-laki terlempar dengan membawa rebana. Saya mengucapkan salam kepadanya, kemudian dia menjawab, “Wa’alaikum salam yaa Ibrahim”.

“Bagaimana engkau mengetahui namaku ?”

“Orang yang oleh Allah telah diberikan pengetahuan ma’rifat maka tidak ada sedikitpun yang samar / tersembunyi baginya.”

“Saya selalu melihat keadaanmu selalu bersama Allah. Bagaimana seandainya saya menanyakan penyakit yang melarang dan menjagamu agar terhindar dari beberapa tuduhan “.

“Saya selalu melihat keadaanmu selalu bersama Allah. Bagaimana seandainya saya menanyakan penyakit yang menjagamu agar terhindar dari keinginan terhadap buah delima. Sesungguhnya sakit sengatan delima akan ditemukan oleh orang di akhirat. Sedangkan sakit sengatan beberapa tuduhan akan ditemukan oleh orang di dunia.’ Setelah itu saya (Ibrahim Al-Khawash) berlalu dan meninggalkannya.

Diriwayatkan dari Ibrahim bin Syaiban. Dia mengatakan, “Saya tidak pernah tidur di bawah atap dan tidak pula di suatu tempat yang terkunci selama empat puluh tahun. Beberapa waktu lalu perutku terasa kenyang dengan memakan kacang adas. Setelah itu saya tidak pernah memakannya. Selang beberapa waktu saya tinggal di Syam. Wadah yang berisi kacang adas berada di hadapanku dan saya ambil kemudian saya makan. Setelah itu saya keluar. Saya melihat lampu-lampu bergantungan. Di alamnya menyerupai bentuk model. Saya menduga hal itu adalah cuka. Seseorang bertanya kepadaku, “Apa yang kamu lihat di dalam bentuk model khamar ini ?”. Saya menjawab, ‘Ini adalah bagian dari kewajibanku’. Lantas saya masuk ke kedai keledai. Saya menginginkan barang antik itu. Dia menduga bahwa keinginanku karena ada perintah dari Raja. Ketika tahu, dia membawaku ke hadapan Ibnu Thulun. Dia memberikan perintah agar memukulku dengan dua ratus kayu dan menjebloskan diriku ke penjara selama satu masa. Suatu saat Abu AbdiLlah Al-Maghribi, guruku berkunjung ke kota itu dan menolongku. Ketika ia memandangku, ia bertanya, ‘Apa yang engkau peroleh ?” Saya menjawab, ‘Kenyang memakan kacang adas dan duaratus pukulan kayu’. Dia mengatakan kepadaku, ‘Engkau masih beruntung tidak mendapatkan siksaan di akhirat’.

Sariy mengatakan, “Selama tigapuluh atau empatpuluh tahun nafsuku menuntut agar memakan manisan pohon anggur tetapi asya tidak memakannya. “ Saya (Syaikh Abul Qasim) telah mendengar Abul Abas All Baghdadi mengatakan, “Saya telah mendengar kakekku mengatakan, ‘penyakit seorang hamba adalah rela terhadap nafsu dan yang terkandung di dalamnya’”.

Isham bin Yusuf Al-Balkhi memberi sesuatu kepada Hatim AL-Asham. Dia lantas menciumnya.

“Mengapa barang itu kau cium ?”

“Jika saya mengambilnya, maka saya adalah hina dan ia (barang itu) adalah mulia. Apabila saya tolak, maka saya adalah mulia dan ia adalah hina. Oleh karena itu kemuliaannya akan sirnya di atas kemuliaanku, dan kehinaannya akan sirna di atas kehinaanku”.

Sebagian ulama perenah ditanya, “Saya hendak melaksanakan ibadah haji sendirian.” Dia menjawab, “Pertama hatimu harus kau sendirikan dari kelupaan, dirimu dari permainan, mulutmu dari kesia-siaan, kemudian tempuhlah apa yang engkau kehendaki”. Abu Sulaiman Ad-Darani mengatakan, “Barang siapa yang berbuat baik di waktu malam, maka ia akan dicukupi di waktu siang. Barang siapa yang berbuat baik di waktu siang, maka dia akan dicukupi di waktu malam. Barang siapa meninggalkan syahwat, maka ia akan dicukupi biaya hidupnya. Allah akan memuliakan orang yang menyiksa hatinya dengan meninggalkan syahwat karena mengharapkan pahala”.

Allah Ta’alamenurunkan wahyu kepada Nabi Dawud AS, “Wahai Dawud, peringatilah teman-temanmu agar menghindarkan diri dari syahwat. Hati yang selalu berhubungan dengan syahwat dalam memperoleh kesenangan dunia maka akal pikiraqnnya akan terhalang”.

Seorang laki-laki duduk di atas udara di tanya, “Dengan apa engkau memperoleh ini ?”

“Saya meninggalkan keinginan dunia. Oleh karena itu udara tunduk kepadaku”.

Dalam suatu riwayat diceritakan, seandainya ditampakkan kepada seorang mukmin seribu syahwat, pasti dia akan mengeluarkannya dengan perasaan takut /khauf. Ada yang mengatakan, “Jika pemimpin engkau dudukkan dalam kekuasaan hawa nafsu, maka dia akan membawamu kepada kelaliman”. Yusuf bin Atsbat mengatakan, “Tidak ada yang mampu menghilangkan syahwat dari hait kecuali takut yang dibingungkan dan rindu yang digoncangkan”.

Ibrahim AL Khawas mengatakan, barang siapa yang meninggalkan syahwat, tetapi dia tidak menemkan pengganti di dalam hati, maka dia adalah bohong. Ja’far bin Nashr mengatakan, “Al-Junaid pernah memberikan satu dirham kepadaku dania mengatakan, ‘Belikanlah buah tin waziri untukku’. Saya lantas membelikannya. Ketika dia berbuka, ia mengambil satu dan meletakkannya ke dalam mulutnya, kemudian ia memuntahkan seraya menangis. ‘Bawalah buah tin ini’. Apa yang dia perintahkan maka saya laksanakan. Pada waktu ia mengatakan, ‘Hatif memanggilku dan mengatakan : Apakah engkau tidak malu terhadap syahwat yang telah engkau tinggalkan, lantas engkau akan kembali kepadanya”.

Manusia bernafsu Kera.....



Seno alias Bimo alias Werkudoro



DALAM tulisan sebelumnya sudah aku paparkan sedikit kisah asal muasal mengapa Semar perut dan bokongnya mbedah alias menonjol ke depan dan ke belakang. Terus mengapa Togog mulutnya panjang dan sobek, istilah bahasa Jawa ndower. Semua itu terjadi akibat dari menuruti nafsu rakus, haus kekuasaan yang tak terkendali.

Lalu apa akibatnyanya bila kita sebagai hamba Allah yang hakekat diciptakanNya hidup di dunia untuk beribadah kepadaNYA ternyata dalam hidupnya di dunia yang fana ini hanya mengumbar nafsunya hayawannya saja. Untuk menjelaskan hal ini tidaklah mudah. Untuk memudahkan pemahaman kisah yang hakekatnya merupakan bagian dari pelajaran ilmu Tauhid akan aku nukilkan kisah pertemuan Nabi Musa As dengan Nabi Khidir As.

Oleh Sunan Ibrahim Makhdum alias Sunan Bonang, satu dari Walisongo, kisah itu digubah menjadi buku "Seno Mencari Air Hidup" atau berisi kisah Nabi Musa As dan Nabi Khidir As mencari Maul Hayat. Dari buku dan pelajaran yang pernah aku peroleh dari guru ruhaniku di sebuah kota santri di Jawa Timur, disebutkan mengapa lambang Nabi Musa mencari MA-UL HAYAT itu Bimo/Seno/Werkudoro?

Antara lain karena Nabi Musa As mendapat mukjizat2 yang hebat, pendiriannya sangat kukuh. Begitu juga Seno, pendiriannya kuat, punya kesaktian, hanya mengenal haq dan batal saja. Makanya lambangnya Seno itu menunduk, tidak menengadah, dan menggenggam kukunya yang sangat tajam, maknanya kuku itu kuat dan kokoh.
Nabi Musa as mempunyai kedudukan yang menguasai kaum Bani Isroil. Begitu juga dengan Seno, dia mempunyai kedudukan tinggi di negeri Amarto (yang suka wayang epos Mahabarata tentu tahu ini).

Dari cerita dibawah ini yang mengambil tamsil dari pewayangan serta tidak sedikit memakai istilah dari bahasa pewayangan, semoga dapat membantu memahami apa akibatnya bisa hidup hanya mengumbar nafsu. Tentu saja ini bukan makna dalam arti dhohir atau lahir tapi lebih merupakan tajasudil makna.
****

"Kamu boleh mencintai segala apa yang ada di dunia sekehendakmu, engkau akan dipisahkan dengan apa yang kamu cintai. Berbuatlah sesuatu menurut kehendakmu, engkau akan dibalas karena perbuatanmu. "(Alhadits).

Sabda Rasulullah tersebut hakekatnya mengandung tiga hal. Pertama boleh kita 40 th, 80th, 100th akhirnya juga mati. Kedua, boleh kita mencintai segala sesuatu yang ada di dunia ini maka engkau akan dipisahkan dengan apa yang engkau cintai.

Ketiga, kita berbuat apa saja, toh nanti akan dibalas menurut perbuatan kita. Perbuatan baik akan dibalas kebaikan, perbuatan jahatpun akan dibalas setimpal dengan kejahatannya. Jadi hakekat mati itu MUFARRIQUN BIHI (perpisahan antara ruh dan jasmani).

Berikut dialog antara nabi Musa As dengan nabi Khidir As. Seno adalah perumpaan dari nabi Musa As, dan D.Ruci adalah perumpaan nabi Khidir.

Seno: Akan kembali kemana, kalau ruh sudah bisa dengan badan (jasmani)?

D.Ruci: Ruh itu tidak dari bumi, tidak dari api, tidak dari air, tidak dari angin, tetapi ruh itu dari alam yang namanya MALAKUT atau GHOIB atau disebut alam AMAR. Jadi ruh itu kembali ke alam AMAR. "Amruhu min amri robbi (Ruh itu termasuk urusan Tuhanku" (S.Al Isro/ayat 85).
Singkat cerita dalam dialog antara Seno dengan D.Ruci, Seno bertanya mengapa di alam malakut ada pohon-pohon yang tumbang bisa menjelma macam-macam warna.
Ada yang menjelma berubah menjadi babi besar, yang mengeluarkan api, ada yang menjadi kera, ada yang hilang sifat pohonnya, menjadi kerbau, sapi, kambing, menjadi keledai, ular ada yang menyerupai laba2, anjing, jadi batu yang mengeluarkan api, rupa syaiton.
Di dalam firman Tuhan S.Yaasiin/S.36/ayat80 disebutkan," Dari pohon yang hijau itu mengeluarkan cahaya atau api".

D.Ruci: Ada yang Seperti kera
Seperti dalam Alquran S.Albaqoroh ayat 65,"Jadilah kamu kera yang hina".
Tentu kita semua tahu bagaimana kera/monyet bila sedang makan. Meski sedang makan kalau dilempari makanan pasti diterima terus, tidak pernah memberi tapi kalau diberi pasti diterima. Lisannya masih makan sambil garuk-garuk, kalau dilempar tangan kirinya menerima, dilempar lagi tangan kanannya menerima, dilempar lagi ekornya menerima. Ini lambangnya orang yang tamak/rakus.
Jadi asal muasalnya itu manusia, tapi dalamnya kera.

D.Ruci: Ada yang tumbang seperti batu.
Batu itu hati orang yang keras (hati keras seperti batu). Jika hati seperti batu, maka hujan tetap hujan, air tetap air, kelihatannya saja basah, tapi tak bisa menembus apa-apa, tidak ada penerangan yang bisa mencairkan, bila sudah seperti itu. Makanya ada yang disebut hatinya batu, kepala batu. Firman Allah, "Fahiya Kalhijaarot", yang artinya "maka ia seperti batu" (Albaqoroh ayat 74).

Seno: Kok ada apinya...?
D.Ruci:
memang itu calonnya bahan bakar neraka. Allah berfirman yang artinya, "Dan bahan bakarnya neraka itu manusia dan batu (batu hati)". (Albaqoroh ayat 24).
Batu hati itu jika tidak dinyalakan, ya tidak nyala. Dan neraka jika tidak dinyalakan dengan dimasuki manusia, maka tidak akan nyala, adanya nyala karena dinyalakan sendiri.
Wallahu a'lam bishowwab.

Hawa Nafsu


Yourdan Uganda

Hawa adalah dorongan, hasrat, kecenderungan
Nafsu berasal dari kata nafs
yang berarti diri, pribadi, individu, orang
nafsu tidak selalu mengarah kepada kejahatan
meskipun dalam kosa kata bahasa indonesia
hawa nafsu cenderung diartikan ke konotasi negatif
mengumbar hawa nafsu, memperturutkan hawa nafsu
hawa nafsu yang berkobar, hawa nafsu serakah
dan seabrek kata-kata tentang ketidakbaikan
hal itu akan terjadi bila hawa menguasai nafs
padahal
nafs-lah yang seharusnya mengendalikan hawa
hawa ibarat kuda liar yang menarik kereta
kereta adalah jasad kita
nafs adalah sang kusir yang mengatur dan
mengendalikan laju dan arah sang kuda

Nafs dan hawa

Dalam Qur’an, Allah menggambarkan nafs dalam tiga tingkatan
Nafs ammaaraah, nafs lawwaamah dan nafs muthmainnah

Tingkatan Nafs dalam Qur’an

Nafs ammaarah adalah nafs yang mengedepankan kejahatan
dalam hidupnya selalu dilingkupi oleh tindakan kemungkaran
hawa menggiring nafs untuk mengingkari Tuhannya
bahkan adakalanya hawa mengajak untuk menyekutukanNya
dengan iming-iming gemerlap dunia yang fana
kilau dunia yang semu belaka

Hawa Nafsu

Nafsu lawwaamah kemudian hadir manakala timbul
kesadaran akan posisi diri selaku makhluk
yang harus menghamba kepada Sang Pencipta
bersemi kala ada sesal dalam qalbu akan kebodohan diri
yang menghamba pada hawa nan tak terkendali
menyesali akan segala dosa yang telah dilakukan
dan kemudian berharap akan ampunanNya
tuk berjanji tiada akan memperbudak diri
berjanji hanya akan berserah diri kepada Sang Khaliq

Maka manakala nafs telah berpasrah pada Tuhannya
dan senantiasa mengikuti jalan lurusNya
dan mengagungkan Allah diatas segalanya
maka
muthmainnah telah direngkuhnya
dan Allah-lah yang kemudian dengan kasih sayangNya
akan memanggil
”Yaa ayyuhaannafsul mutthmainnah”
wahai jiwa yang tenang
wahai nafs yang tentram
kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhai-Nya

Tidakkah kita ingin menjadi diri yang dikasihi oleh Allah ?
selain ridha Allah, adakah asa lainnya yang dicari ?
dan betapa ingin kita dipanggil oleh Allah dengan lemah lembut
seraya berucap
wahai jiwa yang tenang
masuklah kamu kedalam SyurgaKu yang telah kupersiapkan untukmu


InsyaAllah........

Senin, 11 Agustus 2008

Hal-hal Utama Dalam Menjalin Cinta

Yourdan Uganda

love1.jpgSemua orang mendambakan cinta yang terjalin akan indah berseri sepanjang masa. Namun kehangatan api cinta bisa padam, keindahan pesona cinta bisa memudar dan hilang. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dan usaha untuk menyalakan api cinta dan mempertahankan keindahan cinta.

KASIH SAYANG adalah esensi dari cinta yang murni. Idealnya adalah keseimbangan dalam memberi dan menerima kasih sayang. Belajarlah untuk menyayangi kekasihmu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri. Nyatakanlah kasih sayangmu padanya dengan perhatian, bersikap pengertian, bicara dengan kata-kata yang manis, menghidangkan makanan atau minuman kesukaannya, dsb. Jangan sedih dan kecewa kalau kekasihmu tampak belum sungguh-sungguh menyayangimu. Jangan berhenti menyayanginya, karena cepat atau lambat dia akan merespon kasih sayangmu dengan kasih sayangnya yang murni.

KEPERCAYAAN adalah ungkapan cinta yang mendalam. Rasa saling percaya adalah iklim yang ideal bagi tumbuhnya benih-benih cinta. Sebaliknya, kurangnya rasa percaya merupakan hama yang bisa merusak bunga-bunga cinta dengan kesalahpahaman, kecemburuan dan kekhawatiran. Tambahkanlah terus kepercayaanmu padanya, dan berusahalah agar kepercayaannya padamu juga semakin bulat.

KETULUSAN cinta keluar dari hati nurani yang bersih. Hubungan cinta yang tulus akan ditandai dengan keterus-terangan, keterbukaan dan kejujuran. Tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada kepura-puraan, tidak ada rekayasa dan tidak ada maksud-maksud terselubung. Betapa rapuhnya cinta yang terjalin tanpa ketulusan.

PERSAHABATAN adalah kebutuhan mutlak dalam suatu jalinan cinta. Cinta bukanlah cinta bila tanpa persahabatan. Sebagai sahabat yang baik, kamu akan menjadi teman bicara, teman bercanda, teman bermain, teman diskusi, teman dikala suka dan duka. Sebagai sahabat, kamu tidak akan menggurui, mengatur, mengekang dan membuatnya takut. Berusahalah untuk menjadi sahabat yang baik dan menyenangkan agar dia merasa lebih nyaman dan bahagia.

KOMUNIKASI adalah jembatan yang bisa menyatukan dua hati dan dua pikiran. Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah, tidak ada yang terlalu banyak bicara dan tidak ada yang terlalu banyak diam. Komunikasi yang baik tidak hanya sekedar bicara, tapi juga mendengar dengan telinga dan hati. Komunikasi yang terbuka akan membuat hubungan lebih akrab, dapat mencegah kesalahpahaman dan memudahkan penyelesaian konflik Tanpa komunikasi yang baik, sulit untuk mempertahankan keindahan suatu jalinan cinta. Jadi, peliharalah jalur komunikasi yang lancar dan jangan biarkan tersumbat.

KESETIAAN mencerminkan kekuatan karakter. Mudah sekali mengucapkan janji setia, namun terkadang sulit untuk menjalaninya karena banyak sekali godaan yang bisa menggoyahkan kesetiaan. Tapi dalam keadaan apapun kesetiaan harus dijaga, sebab tidak mungkin mempertahankan keindahan cinta tanpa kesetiaan. Manusiawi sekali waktu kamu mengagumi dan menyukai orang lain yang sangat menarik, namun kesetiaan akan mencegah kamu mengkhianati kekasihmu dengan cara apapun. Kesetiaan juga akan diuji oleh situasi dan kondisi yang buruk. Kesetiaan akan memilih untuk tetap mencintainya ketika dia sakit, ketika dia tidak berdaya, atau ketika dia tidak menarik lagi secara fisik.

RASA HORMAT adalah bagian yang tak terpisahkan dari kasih sayang. Kalo’ kamu saling menyayangi, maka kamu akan saling menghormati. Rasa hormat akan memagari keakraban dan keintimanmu agar tidak melanggar hak pribadi yang masih dimiliki oleh sepasang kekasih. Rasa hormat akan membuat kamu menghargai privasinya, menghargai pendapatnya, menghargai keyakinannya dan manghargai dirinya sebagai seorang pribadi yang penting. Kalo’ kamu menghormati kekasihmu, kamu akan menjaga kehormatan dan harga dirinya....


Love is one big illution.......





Syahwat dan Aurat


Yourdan Uganda

Firman Allah:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga sopan-santunnya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang tampak saja daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-puteri mereka, atau putera-puteri suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-puteri saudara lelaki mereka, atau putera-puteri saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya sehingga diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (An Nuur : 31)

Pada Firman Allah di atas, Allah dengan jelas dan tegas melarang perempuan yang beriman untuk menampakkan perhiasan kecuali kepada suami dan muhrimnya. Dalam ayat tersebut Allah juga melarang mereka menampakkan perhiasan kecuali yang tampak saja.

Terdapat beberapa tafsir dalam menjelaskan ayat tersebut.

Menurut Malik bin Anas ra yang dimaksud dengan perhiasan yang tampak adalah wajah dan dua telapak tangan. Menjadikan keduanya tidak tergolong aurat.

Menurut Syafi'i dan Ahmad, yang dimaksud dengan kecuali yang tampak adalah apabila terlihat / terbuka dengan tidak disengaja.
Seperti apabila terkena angin atau karena hal lain yang tidak disengaja.
Karena itu kedua imam ini berpendapat bahwa aurat wanita di hadapan pria yang bukan mahramnya adalah seluruh tubuh.
Sebab menurut kedua imam ini, kata zinah (perhiasan) yang terdapat dalam ayat itu mempunyai dua pengertian,
yaitu: perhiasan alami yang dibawanya sejak lahir seperti keindahan tubuh atau kecantikan;
dan perhiasan buatan manusia yang sengaja diupayakan, seperti pakaian atau perhiasan lainnya.

====================

Pada intinya, Allah menjadikan haram melihat aurat wanita itu adalah karena dapat membangkitkan syahwat. Sudah menjadi fitrah dari Allah, bahwa pada laki-laki, bangkitnya syahwat adalah dari apa yang dilihat oleh mata, jika melihat pada bagian-bagian tubuh lawan jenisnya akan timbul syahwat.

Dan wanita memang diciptakan Allah dengan wujud (bentuk tubuh) yang indah dan cantik, memang tujuannya adalah agar sang suami bersyahwat pada istrinya.

Syahwat menjadi penting, karena dengan itu maka terjadi hubungan intim, yang kemudian akan menghasilkan keturunan.

Mempunyai keturunan atau beranak-pinak bagi manusia di dunia ini, itu adalah fitrah dari Allah juga.

Syahwat dan aurat adalah fitrah manusia yang merupakan pemberian dari Allah, yang dibutuhkan untuk terjadinya hubungan intim antara suami dan istri. Dan hanya dalam koridor itulah (pasangan suami-istri) nafsu syhawat menjadi sesuatu yang diridhoi bahkan dianjurkan Allah, diluar itu adalah menjadi sesuatu yang sangat dimurkai Allah. Karena manusia adalah ciptaan Allah dengan derajat yang paling mulia. Bahkan lebih mulia daripada malaikat.

Seandainya kondisi yang ideal ini bisa terwujud: sang suami HANYA bersyahwat kepada istrinya, dan sang istri HANYA memperlihatkan auratnya kepada suaminya.
Atau dengan perkataan lain: "syahwat suami HANYA milik istrinya, dan aurat istri HANYA milik suaminya."

Hal inilah yang membedakan (meninggikan) derajat manusia dibandingkan dengan mahluk ciptaan Allah lainnya yang lebih rendah.

Selain itu Allah memberikan sifat fitrah yang lain lagi kepada manusia, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi penjaga agar maksud Allah ini dapat berjalan sebagaimana mestinya, yaitu sifat cemburu.

Seorang istri pastilah akan cemburu bila suaminya bersyahwat kepada perempuan-perempuan lain. Dan seorang suami juga pasti akan cemburu bila aurat istrinya dinikmati oleh mata laki-laki lain dan menjadikan laki-laki lain itu bersyahwat. Jadi sifat cemburu itu adalah penting untuk menjadi penjaga dan membawa kepada kebaikan.

Bayangkan bila semua laki-laki bisa menjaga syahwatnya bila sedang berada di luar rumah, karena dibantu dengan keadaan bahwa semua perempuan yang ditemuinya di luar menutup auratnya dan menjaga sopan santun dengan rapi.

Bayangkan bila satu-satunya tubuh perempuan yang ada di pikiran seorang laki-laki adalah hanya tubuh istrinya sendiri di rumah. Karena memang mereka tak pernah melihat aurat perempuan lain, kecuali aurat istrinya.

Dunia ini dan manusia isinya adalah Allah yang menciptakan, dan Allah sudah membuat aturan-aturan yang sempurna untuk diikuti dan dijalankan agar dunia ini dan segala isinya menjadi teratur, baik dan selamat.

Syahwat dan Aurat memang termasuk diantara ujian yang berat dari Allah kepada umat manusia yang beriman kepada-Nya. Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan usaha yang keras untuk dapat melewati ujian ini dengan baik, agar selamat dunia dan akhirat serta memperoleh keridhaan dan cinta Allah.

Semoga bermanfaat, insya Allah...